Reksa Dana Konvensional
Masyarakat Pemodal
Masyarakat yang biasanya tidak punya banyak waktu dan keahlian untuk menghitung resiko untuk menjadi investor secara mandiri.
Dana Investasi
Ingin menginvestasikan kelebihan dana agar mendapatkan return yang lebih baik dari tabungan dan deposito.
Manajer Investasi
Sejumlah dana tersebut terkumpul secara kolektif lalu dipercayakan tim profesional untuk dikelola manajer investasi, seperti IPIM.
Portofolio Efek
Kumpulan dana tersebut dibelikan instrumen yang telah dianalisis oleh Manajer Investasi.
Reksa Dana
Pengelolaan investasi secara kolektif seperti ini disebut
Reksa Dana.
Keuntungan
Tidak memerlukan modal besar
Mulai dari Rp100.000, investor bisa memiliki instrumen investasi dengan potensi imbal hasil lebih tinggi daripada tabungan dan deposito.
Diversifikasi investasi
Dengan berinvestasi pada Reksa Dana, maka investasi telah otomatis terdiversifikasi sehingga dapat memperkecil risiko. Contoh, dengan berinvestasi pada Reksa Dana Campuran, seorang pemodal telah memiliki portofolio yang berisi instrumen pasar uang, obligasi, dan saham sekaligus.
Dikelola oleh profesional
Keputusan riset investasi dan transaksi portofolio dalam Reksa Dana dijalankan oleh Tim Pengelola Investasi dengan kredensial, pengetahuan, pengalaman, keahlian, dan standar etika yang mendalam di bidangnya.
Efisiensi waktu
Karena Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot memantau kinerja investasinya setiap saat.
Risiko
Seperti produk investasi lainnya, selain memberikan imbal hasil, Reksa Dana pun juga memiliki risiko, di antaranya
Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik
Sistem ekonomi terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi perekonomian dan politik di dalam maupun di luar negeri atau peraturan khususnya di bidang Pasar Uang dan Pasar Modal merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja Bank-Bank, penerbit instrumen surat berharga dan perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, yang secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio produk.
Risiko Efek yang Menjadi Underlying Produk
Sebagian besar hingga seluruh investasi produk adalah instrumen sesuai kebijakan investsi sehingga pergerakan harga masing-masing instrumen dalam portofolio mempengaruhi kinerja produk.
Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan
Risiko ini dipengaruhi oleh naik turunnya harga Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang membentuk portofolio Reksa Dana tersebut.
Risiko Perdagangan
Di samping mengikuti pergerakan Nilai Aktiva Bersih (NAB) dan kekuatan penawaran-permintaan di mana Unit Penyertaan (UP) produk yang diperdagangkan, Manajer Investasi tidak dapat membuat pernyataan bahwa UP produk akan diperdagangkan di bawah, pada, atau di atas NAB/UP. Selisih antara harga UP dengan NAB/UP dapat diakibatkan oleh fakta bahwa pada setiap waktu, kekuatan permintaan-penawaran di pasar untuk UP produk akan terkait erat, tetapi tidak identik, dengan kekuatan permintaan-penawaran yang mempengaruhi harga Efek-Efek dalam Portofolio, secara sendiri-sendiri maupun secara agregat.
Risiko Likuiditas
Apabila Pemegang Unit Penyertaan (UP) melakukan penjualan kembali (redemption), maka Manajer Investasi perlu mengkonversi portofolio investasi Reksa Dana menjadi uang tunai atas redemption tersebut dalam waktu singkat.
Risiko Wanprestasi
Risiko atas kelalaian dari pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi Reksa Dana, seperti Bank Kustodian, KPEI, dan KSEI maka transaksi yang dilakukan dapat tidak berhasil dilaksanakan.
Jenis Reksa Dana
Dilihat dari portofolio investasi, Reksa Dana dapat dibedakan menjad 4 model
Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa Dana yang diinvestasikan pada instrumen pasar uang dan Efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuan investasi adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds)
Reksa Dana yang diinvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari NAB pada efek bersifat utang sehingga Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
Reksa Dana Saham (Equity Funds)
Reksa dana yang diinvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari NAB pada efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
Reksa Dana Campuran (Mixed Assets Funds)
Reksa Dana jenis ini dapat melakukan investasi dalam Efek bersifat Ekuitas, Efek bersifat Utang, dan instrument pasar uang sekaligus.